II. Tujuan percobaan :
Adapun tujuan utama dari dilaksanakannya praktikum Modulus Young ini adalah sebagai berikut:
Menyelesaikan soal-soal sehubungan dengan penerapan Modulus Young.
Menentukan Modulus Young suatu bahan.
III. Tinjauan teoritis :
1. Keelastisitasan
Jika anda menarik sebuah pegas untuk melatih otot dada, maka pegas akan berubah bentuk, yaitu akan semakin panjang. Tetapi, bila anda melepaskan tangan anda, pegas akan segera kembali ke betuk semula. Atau contoh lain adalah pada katepel yang terbuat dari karet.
Pegas dan karet dalam hal inimerupakan benda dengan sifat elastis. Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya segera setelah
Sedangkan benda yang tidak elastis adalah benda yang tidak kembali ke bentuk awalnya saat
2.Tegangan
Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara
Tegangan merupakan sebuah besaran skalar dan memiliki satuan N/m² atau Pascal (Pa).
3.Regangan
Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang ∆L dengan panjang awalnya L. Atau perbandingan perubahan panjang dengan panjang awal. Regangan dirumuskan oleh:
Karena pertambahan panjang ∆L dan panjang awal L adalah besaran yang sama, maka regangan e tidak memiliki satuan atau dimensi.
4.Modulus Elastis
Kebanyakan benda adlah elastis sampai ke suatu
perbandingan antara tegangan dan regangan adalah konstan. Konstanta inilah yang disebut sebagai modulus elastis atau modulus young. Dengan demikian, modulus elastis suatu bahan (E) didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan regangan yang dialami bahan.
Persamaan tersebut dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut :
atau
Tabel Nilai Modulus Elastisitas dari beberapa Zat
Bahan | Modulus Elastisitas (E) (N/m2) |
Baja | 200 x 10 9 |
Besi | 100 x 10 9 |
Alumunium | 70 x 10 9 |
Kuarsa | 56 x 10 9 |
Kayu | 10 x 10 9 |
Nilon | 5 x 10 9 |
5.Tegangan Tarik, Tegangan Tekan, Tegangan Geser
v tegangan tarik
v tegangan tekan
v tegangan geser
Pada tegangan tekan, kedua ujung benda akan mendapatkan
Berbeda halnya dengan tegangan tarik, tegangan tekan berlawanan langsung dengan tegangan tarik. Materi yang diberi
Tegangan yang ketiga adalah tegangan geser. Benda yang mengalami tegangan geser memiliki gaya-gaya yang sama dan berlawanan arah yang diberikan melintasi sisi-sisi yuang berlawanan. Misalkan sebuah buku atau batu-bata terpasang kuat dipermukaan. Meja memberikan
Bila ketiga tegangan tersebut diberikan terlalu besar, melebihi kekuatan benda, maka benda tersebut akan patah.
6.Hukum Hooke
Percobaan yang kita lakukan pada dasarny adalah untuk mengetahui hubungan kuantitatif antara
Hukum Hooke sendiri berbunyi,
“Jika gaya tarik tidak melampui batas elastis pegas, maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan
Pernyataan ini dikemukakan oleh Robert Hooke, seorang arsitek yang ditugaskan membangun kembali gedung-gedung di London yang mengalami kebakaran pada tahun 1666. Oleh karena itu, pernyataan ini dikenal sebagai Hukum Hooke. Hukum Hooke dapat dirumuskan sebagai berikut:
F = k
Besarnya
Jika sebuah benda diberikan
7.Tetapan
Tetapan
Dan hukum Hooke sebagai berikut
F = k ∆x
Dari kedua persamaan diatas, kita dapat mensubtitusikannya sehingga akhirnya akan didapat sebuah rumus untuk menghitung tetapan
Dengan A adalah luas penampang (m²), E adalah modulus elastis bahan (N/m²), dan L adalah panjang bebas dari benda (panjang benda saat belum ditarik).
IV. Alat dan Bahan :
Alat dan Bahan | Jumlah |
Kawat | Dua utas |
Perangkat baca skala nonius dan skala utama | Seperangkat |
Beban | Seperangkat |
Mistar panjang | 1 buah |
Micrometer sekrup | 1 buah |
Kertas grafik | 1 lembar |
V. Prosedur Percobaan :
Gantungkanlah kedua utas tali dan dilengkapi dengan perangkat baca. Agar kawat menjadi lurus, bebani kedua utas kawat dengan beban yang tidak terlalu besar.
a. Ukur panjang salah satu kawat yang akan ditentukan Modulus Youngnya.
b. Ukur diameter kawat.
c. Catat kedudukan skala nonius terhadap skala.
Tambahilah beban pada salah satu kawat berturut-turut dengan penambahan
d. Pada setiap penambahan beban, setelah beberapa saat (kira-kira 10 detik), catatlah kedudukan nonius. Lakukan penambahan sampai 3 Kg.
e. Hitung pertambahan panjang untuk tiap penambahan beban.
Setelah selesai penambahan beban, kurangi beban berturut-turut dengan pengurangan
f. Pada tiap pengurangan beban, tunggu beberapa saat kemudian catatlah kedudukan nonius.
g. Hitung pengurangan beban.
Hitung tegangan tarik dan regangan tarik pada setiap langkah penambahan dan pengurangan beban.
Buatlah grafik pada kertas mm hubungan antara tegangan tarik dan regangan tarik dan tentukan Modulus Young dari grafik itu.
VI. Hasil Percobaan dan Pembahasan
a. Hasil Percobaan
Tabel hasil pengamatan
No. | w (N) | F = w | l (cm) |
| A (mm2) | m (gr) |
1 | 0.6 | 0.6 N | 13.8 | 0.6 cm | 0.2 | 60 |
2 | 0.7 | 0.7 N | 14.1 | 0.9 cm | 0.3 | 70 |
3 | 0.8 | 0.8 N | 14.4 | 1.2 cm | 0.4 | 80 |
4 | 0.9 | 0.9 N | 14.9 | 1.7 cm | 0.5 | 90 |
ANALISIS DATA
v Mencari Tegangan Kawat
DATA 1
F = 0.6 N
A = 0.2 X 10 -4 m2
=
= N/m2
DATA 2
F = 0.7 N
A = 0.3 X 10 -4 m2
=
= N/m2
DATA 3
F = 0.8 N
A = 0.4 X 10 -4 m2
=
= N/m2
DATA 4
F = 0.9 N
A = 0.5 X 10 -4 m2
=
= N/m2
=
= 2.28 x 10 4 N/m2
v Mencari Regangan Kawat
DATA 1
cm
l = 13.8 cm
=
= 0.044
DATA 2
cm
l = 14.1 cm
=
= 0.064
DATA 3
cm
l = 14.4 cm
=
= 0.083
DATA 4
cm
l = 14.9 cm
=
= 0.114
=
= 0.076
v Mencari Modulus Elastisitas
=
= 3 x 105 N/m2
v Mencari nilai konstanta
DATA 1
m
F = 0.6 N
= 100 Kg/s2
DATA 2
m
F = 0.7 N
= 77.8 Kg/s2
DATA 3
m
F = 0.8 N
= 66.7 Kg/s2
DATA 4
m
F = 0.9 N
= 52.9 Kg/s2
=
= 74.35 Kg/s2
v Mencari nilai Energi Potensial
DATA 1
m
k1 = 100 Kg/s2
= 100 (0.006)2
= 0.0018 J
DATA 2
m
k2 = 77.8 Kg/s2
= 77.8 (0.009)2
= 0.0031509 J
DATA 3
m
k3 = 66.7 Kg/s2
= 66.7 (0.012)2
= 0.0048 J
DATA 4
m
k4 = 52.9 Kg/s2
= 52.9 (0.017)2
= 0.0076 J
=
=
= 0.0043 J
b. Pembahasan
Pada percobaan kali tentang Hukum Hooke kami mencari nilai konstanta.
Pada data pertama yakni nilai F adalah 0,6 N dan ∆l adalah 0, 006 m, maka
konstanta yang didapat adalah100 N/m. Pada data kedua yakni nilai F adalah 0,7N dan ∆l adalah 0, 009 m, maka konstanta yang didapat adalah 77,8 N/m Pada data ketiga yakni nilai F adalah 0,8 N dan ∆l adalah 0,012 m, maka konstanta yang didapat adalah 66, 7 N/m. Pada data keempat yakni nilai F adalah 0,9 N dan ∆l adalah 0, 017 m, maka konstanta yang didapat adalah 52,9 N/m Rata- rata konstanta adalah 74, 35 N/m. Berdasarkan pada percobaan dengan mencari nilai konstanta diketahui bahwa semakin besar nilai F dan ∆l. Maka konstanta yang didapat semakin kecil.
Pada percobaan dengan mencari nilai energi potensial. Pada data pertama ∆l
adalah 0,006 m dan k adalah 100 kg/s2, maka energi potensial yang didapat
0,0018 J. Pada data kedua ∆l adalah 0,009 m dan k adalah 77,8 kg/s2, maka energi potensial yang didapat 0,0031509 J. Pada data ketiga ∆l adalah 0,012 m dan k adalah 66,7 kg/s2, maka energi potensial yang didapat 0,0048 J. Pada data keempat ∆l adalah 0,017 m dan k adalah 52,9 kg/s2, maka energi potensial yang didapat 0,0076 J. Rata-rata energi potensial adalah 0,0043 J.
Berdasarkan pada data yang telah didapatkan pada percobaan diketahui
bahwa semakin besar nilai ∆l, maka nilai energi potensial yang didapat juga
semakin besar. Sebaliknya semakin kecil nilai konstanta, maka semakin besar
nilai energi potensial.
VII. Kesimpulan
Dari praktikum Modulus Young ini, dapat disimpulkan beberapa hal:
1) Semakin besar nilai ∆l, maka nilai energi potensial yang didapat juga semakin
besar. Sebaliknya semakin kecil nilai konstanta, maka semakin besar nilai energi potensial.
2) Semakin besar nilai F dan ∆l. Maka konstanta yang didapat semakin kecil.
3) Luas daerah dibawah grafik sama dengan nilai energi potensial .
4) Pertambahan panjang ( L) sebanding dengan
5) Modulus Young meruipakan perbandingan antara tegangan tarik dan regangan tarik.
6) Benda elastis adalah benda yang kembali ke bentuk semula bila
7)
8) Benda plastik adalah benda yang tidak kembali ke bentuk semula saat
9) Bila
VIII. Saran
Disarankan pada setiap orang yang akan melaksanakan praktikum Modulus Young harus memahami dulu konsep dan prinsip dari hukum Hooke, tegangan dan regangan. Selain itu, bila ingin mendapat data yang akurat, disarankan menggunakan alat yang masih baik
IX. Daftar Pustaka
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan).
Halliday dan Resnick .1991. Fisika Jilid I, Terjemahan.
Kanginan, Marthen. 2000. Fisika 2000, SMU kelas 1, Caturwulan 2.
Tipler, P.A.1998. Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan).
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas (terjemahan).
Keren... tapi gambarnya ga kliatan...
BalasHapuswalau begitu isinya sangat menolong.. makasiih... ^_^
thanks bgt udah bantu saya ...dipraktikum fisika saya.
BalasHapuskalau bisa supaya gambar2 dan rumusnya diperbaiki lagi supaya keliahatan.
terimakasih banyak gan atas infonya
BalasHapussalam rajalistrik.com